Purnama Terakhir

Purnama terakhir malam itu sebelum kepergianmu
Kita mengenang menyusuri jalan
Berdua melaju di atas roda
Ketika kau masih bisa berkata bahwa kau ingin teman untuk memandangnya

Purnama terakhir malam itu sebelum kau melepasku
Begitu bulat sebulat niatmu membahagiakanku
Begitu indah seindah jutaan janji yang kini benar-benar membias janji

Purnama terakhir malam itu sebelum pergi ke peraduan
Deru angin tak kalahkan heningnya hati
Yang merasa hilang untuk kehilangan
Yang terkunci mati untuk bersiap diri
Yang berdiri tanpa maki dan caci

Purnama terakhir malam itu, aku membencimu!

Ree, 171011

Bingkai Pelangi

aku tak biasa membingkai pelangi
menatapmu saja ku lemah
jangan minta aku melukis langit pula
karna aku hanya biasa membungkus asa
aku mohon kali ini saja
tatap aku dengan tanpa pinta

Ree, 221209

Rindu Cemburu

Di kala mereka berusaha merengkuhku, kau tetap diam
Di kala mereka berusaha memelukku, kau tetap bisu
Di kala mereka telah berhasil merampas ragaku, kau masih beku

Diam-diam kau mencuri pandangku
Memesona indah di ujung mataku
Mencari seberkas hati yang lama kucari
Aku menginginkan hatimu

Kini ketika aku mulai mengerti
Kediamanmu berarti mati, aku pergi!

Tetapi lagi-lagi diam-diam kau bisikkan tasbih alam yang menjeratku ke dalam indah perjalanan panjang menuju keputusan Illahi tentang pertemuan tulang rusuk yang hilang, kau mencemburui mereka
Yang mencoba merengkuhku, yang mencoba memelukku, yang dengan lancang merampas ragaku
Katamu,
Cemburuku cemburu yang baik
Cemburu yang tak melarang, cemburu yang tak mengekang, cemburu yang tidak mengerang
Cemburuku akan indah bila terhias senyum manis karangan Tuhan untuk makhluk termanis ciptaanNya
Cemburuku akan membiusmu secara perlahan tanpa perlu mematikan!

Aku percaya apa pun kata cemburumu
Sebab nyata yang ada
Aku rindu cemburu itu

Ree, 160811