Cinta Abu-Abu

lagu itu masih mengalun
diiringi senja yang mulai tiba
serentak aku mengingatnya
ketika kuluangkan waktu disela pelajaran tambahanku
waktu itu masih abu-abu
berlari kencang setelah mendengar warta
bahwa ia ada disana
kala itu cinta itu masih ada
aku masih mengharapnya
meminta hatinya untuk kumiliki dan memilikiku
dan kurasa pasti, rasa itu masih benar-benar ada
aku mengingatnya karena aku menyimpannya
rapi dan indah dalam belahan pikir terdalamku
agar kenangan tentangnya takkan pernah terhapus dan sirna
cukup ku bahagia walau hanya jadi pemujanya
karena ia memang layak dipuja…
bahasa, laku, budi, dan ketakutannya pada Tuhanku yang membuatku mencintanya
kini kembali kupinta padaMu, Tuhan…
kembalikan lagi ia dalam hidupku!
aku merindunya…

Katanya Karenamu

bertanyaku pada lengan yang menyapu air matamu
mengapa dia terjatuh?
karenamu, katanya
bertanyaku pula pada bibir yang melukiskan senyummu
mengapa dia membingkai lukisan terindah?
karenamu, katanya
bertanyaku kembali pada mata yang menyimpan makna
mengapa dia menyimpan cinta?
karenamu pula, katanya

Tanya Tentang Setia

lepas kau buang layang
rengkuh kau sentuh rapuh
ini aku
yang menunggumu di tepi labuh
kasih, kembali!
aku merindu bercinta denganmu
mendesah ditengah aroma
berpeluh didera berpacu
kembali, kasih!
ragaku lelah berpayung
oleh atap yang bukan jeramimu
ini surga namun bukan nirwanamu
dia dewa sayang bukan sahayamu
aku mati, kasih!
tak lagi kuasa ku bendung rasa
aku terluka menyimpan tanya yang berjuta
akankah disana, setia itu masih ada
untukku, untuk kami, dan untuk para bidadari

Tidak Cinta Cintamu

tatapmu mendegupkan jantungku
tuturmu meluluhkan kerasku
sentuhmu melembutkan santunku
belaimu melemahkan emosiku
dekapmu membawaku erat dalam pelukmu
pelukmu membawaku erat dalam kecupmu
kecupmu membawaku erat dalam tidurmu
aku mencintaimu…
mencintai tatap, tutur, sentuh, dan belaimu
aku mencintaimu…
mengharap dekap, peluk kecup, dan tidurmu…
aku mencintaimu…
bukan cintamu….

Raja Dikuasa

aku raja berjubah bermahkota
aku raja duduk di singgahsana
aku raja berada dalam istana
aku raja berselir ratus wanita
aku raja berjuta tunduk padaku
aku raja segala kuasa
aku raja dipuja disanggah
aku raja yang terdiam dengan mahkota, singgahsana, istana, selir, perintah, dan para pemuja
aku raja yang tak punya dunia
aku raja yang kuasa tapi tak dikuasa
aku raja yang ingin takluk pada cinta
merasa lemah dan tak berdaya
merasa kecil dan lelah
aku raja yang ingin dikuasa

Tergoda

mengingatnya tumbuh
mengubah angkuh
melihatnya berseri
merasa mewangi
menyentuh anggunnya
menyibak nirwana
menatap pesona
aku tergoda

Kembali ke Masa Indah

menyapu cantik dalam rupa
membilas jernih dalam asa
angin itu menyapa ramah
membuatku kembali ke sebuah masa
ketika rumput masih indah bergoyang
ketika mentari masih rela menyinar
ketika bintang masih terang dalam malam
duniaku dulu bukan ini
indah, teratur, damai
ini neraka
yang ada sebelum waktunya
ini jahanam
tempat orang bersemedi dalam air mata para dewa dan saudara
ini akhir dari sebuah jalan
yang tenggelamkan nurani dan keluhuran negeri

Topeng

topeng itu sembunyi
tertutup bayang-bayang
kelabu
tak terang
topeng itu menghindar
lari dari kehidupan
jarum dan bunga-bunga tak berani melintas
malah melompat
topeng itu kemunafikan
menyimpan dusta
menyimpan luka
menyimpan lara
namun tetap tertawa

Pembaharuan

catatan yang lalu sempat terhapus karena sebuah kesalahan
tetapi aku masih bisa perbaikinya
aku masih dapat mencipta yang baru
walaupun hilang
aku mampu merangkai kepingan itu
walaupun tak sama
aku mampu susun yang menurutku indah

Gelisah Salah

lembar ini terbuka dengan kegelisahan
sebuah kesalahan yang membuat dendam
aku teringat suatu kisah
ketika dusta menimpa lara
aku yang melukainya
hingga membuatnya bersalah
aku yang mencipta gelap
dalam dunianya yang sekejap
aku yang mencipta dosa
dalam dunianya yang sesungguhnya,
indah…